• Home
  • Posts RSS
  • Comments RSS
  • Edit
  • Rabu, 04 April 2012

    Raisha, belajarlah percaya..

        
         Aku sedang sibuk mempersipakan segala tetekbengek persiapan perpisahan kakak kelas. Sudah beberapa hari terakhir, oh bangga masuk berminggu-minggu aku tidak bertemu dengan Reon, pacarku yang nyebelin itu. Rasanya rindu sekali ingin mendengar tawanya yang terdengar seperti tawa om-om seumuran papaku hehe..
        Mungkin dia juga sibuk latihan band untuk perform acara perpisahan yang mulai dekat. Walaupun dia itusering membuatku jengkel setengah mati, justru itulah yang sekarang membuatku tidak konsen menata kursi penonton. Bahkan aku sudah menjatuhkan kursi nyaris lima kali, menginjak kaki temanku, menyenggol gelas teh milik Putri, daaan sekarang tersandung sound. Dengkulku sakit sekali, Walau ngga sampai luka sih. Tapi tetep aja malu-maluin dan bikin mringis doang.

        Sebenarnya sejak seminggu lalu aku protes dengannya, dia sering meninggalkan ku sendiri menatap layar HP karena dia bergelut dengan alam mimpi lebih dulu nyaris setiap hari. Apa dia itu tidak tau, aku sangat rindu padanya! Kecurigaan dalam hatiku pun tak berhenti berkembang. Apa dia bosan? Apa dia selingkuh? Atau jangan-jangan dia mengatur jadwal untuk sms aku sampai jam itu, dan jam berikutnya untuk selingkuhannya itu. Aaaaah menyebalkan! Kenapa aku terlahir sebagai perempuan dengan kadar kecemburuan yang tinggi. Oooh sangat meleleahkan. Tapi tetap saja sesibuk apapun aku, hanya dia satu-satunya orang tempat berkeluh kesah dan berbagi cerita,

    Akhirnya kuputuskan mengirim sms untuk Reon.
        'Hey Om Eon! Udaahku  kangen aku beluuum?:(' message sent,,

        Aku melanjutkan tugas menata dekorasi pintu masuk. Dengan memasang kain merah hati. Tema perpisahan kali ini 'Love Story' Mengangkat kisah cinta anak sekolah semasa putih abu-abu gitu deh. Dan pasti ketebak, akulah pencetus ide brilliant alias gila ini haha

    Satu jam kemudian, kudengar alunan lagu 'Cant Help Falling In Love' nya Richard Mark. Hmm, seperti suara HPku.
        'Awww' ada sesuatu yang menikut lenganku. Putri
        'Hp lo tuh, ada telvon. Lagunya sih enak Sha, seneng gue ngedengernya. Tapi tuh ringtone khusus buat Om lu tersayang kan,Angkat buruan, katanya kangen beuuuuuudddhh' kata Putri sambil cengengesan.
        'Eh, iya pantesan. Kok kaya Hp gue Put hahaha' aku ngakak plus malu. Aku berjalan keluar gedung, mencari tempat sepi untuk menerima telfon.
        Kupencet tombol berwarna hijau. 'Hey tanteku sayaaang. Kamu kangen aku yaa? Udahan ngambeknya? Udah puas? hihi'
        'Hey dasar. Aku  gak kangen kok. Apaan sampai kapanpun ngga akan puas. Seenaknya aja ninggal tidur!' marah-marah lagi, inilah aku. Terdengar bunyi Tuuut tut tuuut.. Etseh dimatiin lagi, awas aja kalo ketemu aku bejhek-bejhek kamu om, umpatku dalam hati.
         'Tante, aku udah kangen kamu kok. Ngambeknya udahan ya, Sha?' bisik suara yang amat kukenal ditelinga kanan ku. Reon!
        Kupukul-pukul pundaknya sekeras mungkin, urusan belakang kalau dia sampai keseleo. 
        'Kangen kok gengsi sih, tante.' goda Reon mencubit pipiku
         Aku masih tetap saja cemberut. Tapi setelah melihat raut wajahnya yang seperti ini iseng, godain, tapi lembut bikin aku meleleh. 'Beliin eskrim ya?' kataku dengan senyum lebar.
        'Kamu kangen aku cuma minta dibeliin eskrim, tan?' raut wajah Reon nekuk-nekuk 
        'Ha.ah omkuu. Aku kaan masih lima tahun. Maunya itu turutin aja om.' jawabku centil sambil menarik lengannya ke supermarket depan gedung. 
         Kupilih Magnum Almond, kali ini beli tiga, dua untukku satu untuk Reon. Reon sempat mengerutkan alisnya, bingung. Dan aku hanya tersenyum leeebaaar sekali.
         Kami duduk diayunan taman kanak-kanak dekat gedung. Haha kebetulan ada ya udah mampir aja.
         'Mau diterusin ngambeknya ga, Sha?' kata Reon tiba-tiba ditengah enaknya menikmati almond Magnum.
        'Masih eeh enggak ding. Hehehe.. Komunikasi itu aja kok, aku tau aku berlebihan tapi aku was-was Eon, kamu tau aku..'
        'Sha, udahlah. Belajar percaya pelan-pelan. Masa lalu cuma buat pelajaran, bukan buat bikin hidup kamu was-was ga jelas terus-terusan. Ayolaaah. Ya, Sha?' rajuk Reon
        Aku hanya menatapnya sekilas. Pikiran ku menerawang. Aku pernah percaya sepenuh hati, Eon. Tapi karena itu aku terlalu polos, dan kehilangan dengan kesakitan luar biasa. 
         'Raisha,aku juga pernah dibohongin. Tapi aku percaya sama kamu. Karena apa? Karena ini, Sha' Reon menunjuk dada sebelah kirinya. Hati. 'Ini ga salah kan, Sha? Aku ngrasain tulusnya kamu dengan apa adanya aku. Yang aku tau ini. Dan aku jalanin, Sha. Seandainya kamu bohongin aku, aku bilangin ke Komnas HAM' hwahahahahaha tawa Reon meledak.Mukaku langsung cemberut bertekuk-tekuk. 
        'Reoooooooooooooooonnnnnn!!! Awas kamu ya!' Air mataku mulai menetes. 'kapan kamu serius, Eon?' ucapku disela isakan tangisku.
        'Hey kok jadi cengeng' katanya sambil mengangkat daguku agar melihat matanya. 'Aku serius, Sha. Belajarlah percaya sama aku. Ya?' bujuknya dengan tatapan yang lebut. Ku anggukan kepala perlahan dan Reon tersenyum sambil mengelus-elus kepalaku. 'Kamu kok cengeng, Tan? Pasti saking nahan rinduuw menggebuuw samaw akuw yawww? hihihi
        'IYA!' ucapku tegas. 'BANGET!' dan menatap mata Reon tajam-tajam.
        'Maaf sayang, sekarang senyumnya mana? Kamu terlalu imut kalau nangis, aku nggak kuat nih' godanya.
        'Apaaaaaan? mulai lagi deh gombalnya' ujarku
        'Orang kangen sama gombalanku kaaan? Ngakuu deh?' godanya lagi dan lagi
        'Enggak' Jawabku singkat padat merayap 
        'Gak ngaku lagi. Dasar pemaluuuw' godanya sambil merangkulku kembali ke gedung. Mengambil motornya. Dan pulaaang! Kami terlalu lelah untuk persiapan pensi. 
        Terimakasih Reon, akan kudengarkan nasihatmu. Kepercayaan :)


    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar