• Home
  • Posts RSS
  • Comments RSS
  • Edit
  • Jumat, 06 April 2012

    Masa Kecil yang Dirindukan

      
      Suatu ketika aku termenung dijalan. Kulihat seorang anak-anak yang tertawa lepas dan ceria. Aku berfikir, kapan terkahir aku merasakan perasaan yang bebas seperti itu. Aku adalah korban teknologi, korban manusia bertopeng dan manusia penuh kepura-puraan. Kami manusia yang terlalu lihai bersandiwara dari hari ke hari. Kami manusia hidup dalam beban emosional yang tinggi.

        Ketika kami baik, balasan yang kami dapatkan dari dunia adalah kejahatan dan kekejaman. Jarang sekali kami jahat dan mendapat sambutan baik. Samasekali tidak logis. Karna itu terkadang manusia menyembunyikan kejahatan dan niat buruk dibalik kebaikan dan tanpang dengan senyuman,

        Inilah hidup, tidak ada orang yang benar-benar baik. Bahkan sekalipun kita adalah orang terdekat. Bagaimana bisa kita mengetahui kepribadian orang lain, jika kita saja tidak memahami diri kita sendiri? Sungguuuh, pilu rasanya hatiku ketika aku termenung dan memikirkan hal ini.

        Andai bisa, andai saja dengan hidup menjadi sebaik-baiknya orang itu mudah, aku ingin sekali saja seumur hidup tidak ada satupun orang yang membenciku. Entah mengapa, dibenci itu menyakitkan, menyedihkan, meruntuhkan hati yang teguh. Apa salahku? Kenapa dunia membenciku? Haruskah aku selalu bertopeng agar kalian menyukaiku? Kenapa tidak ada yang bisa menerima aku apa adanya? Teriak ku dalam hati kadangkala ketika aku patah semangat.

        Dan saat ini aku tau, anak kecil itu masih bisa tertawa seperti itu karena dia belum mengenal dunia. Tawa yang spontan karena melihat tingkah bintang lucu, atau karena bercanda dengan kawannya. Tawa dengan mata berbinar, taukah kalian. Akuu saaaangat ingin memiliki mata tulus, dan terpancar sinar didalamnya agar aku bisa berbagi kebahagiaan. 
        
        Mata anak itu membuatku tersentuh, mata menerawang jauh dan bening. Menikmati keelokan langit dengan awan putih dan siluet biru yang selimuti atap bumi. Mereka apa adanya, anak-anak yang peduli dengan sekitar karena ketukan hati yang spontan. Ketika mereka tidak suka maka hanya diam dan menangis. Taapi ketika mereka meiliki keinginan mereka memiliki keinginan teguuh. Walau terkadangan rengekan mereka merepotkan, tapi hati kita luluj juga dan tertawa kecil melihat tingkah mereka,

        Seperti adikku, Rafa. Dipagi hari dia membangunkanku dengan berbisik 'mbak ifa bangun, sholat subuh wes siang' terus mencium pipiku. Walaupun aku tau Papahku yang menyuruhnya begitu.
        Lalu ketika dia hanya ingin aku menyuapinya makan dengan dia naik sepeda dan aku penjaga pom bensin yang akan mengisi perutnya dengan makanan dia sendok ketika bahan tenaganya habis,. Atau ketika dia memintaku memandikannya. Ketika dia mengajakku bermain mobil-mobilan.Ketika dia mengajakku bercanda, berlari-lari diseisi rumah sampai dimarahi eyang karena berisik. 

         Ketika memeluk adikku saat hujan petir. Terkadang mendadak dia menangis dan berlari mencariku lalu duduk dipangkuannku. Wajahnya yang ketakutan dan butuh pertolongan. Ketika dia bercerita tentang teman-temannya disekolah. Atau bahkan ketika dia mewarnai atau menggambar dan memperlihatkan hasil karyanya dengan bangga padaku.

        Semuanya. Siapa yang tidak merindukan masa kecil seperti itu. Ketika kita digendong ketika terjatuh. Dipeluk ketika menangis. Disuapi ketika malas makan sendiri. Dibelikan mainan tanpa diminta. Semuuanya.. siapa saja pasti merindukan masa-masa seprti itu.

    Salam rindu untuk masa kecilku :)

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar