Setelah hujan reda, udara terasa
segar. Tarik nafas kuat-kuat, hembuskan perlahan. Dan syukuri hidup
Hidup itu memang nano-nano
rasanya. Kadang bahagia, kadang sedih, kadang susah, kadang kecewa, kadang
penuh kekhawatiran. Dan kadang muncul judge dari orang-orang tidak
bertanggungjawab, yang mengexpose sok tahu mereka.
Judge? Segala kata-kata, bahkan
kalimat yang tersusun dengan baik dari hasil pengamatan orang iri dengki yang
sok jadi pujangga tanpa pertanggungjawaban, yang mematikan langkah orang lain
sehingga orang itu terlihat rendah dan dia lah, si judger yang paling hebat.
Menganggap hidup orang adalah
permainan kalimat-kalimatnya. Kalimatnya yang seakan-akan berarrti membenarkan
padahal sebenarnya berkonotasi negatif. Terkadang ada saat dimana keadaan
tersebut menyakiti hati seseorang, dalam dan sungguh dalam.
Apakah pujian yang kau tunggu?
Atau jangan-jangan kau hanya mencari dan meminta pembelaan? Ataukah
jangan-jangan kau sendiri menJudge dirimu. Hey, listen! Tak ada seorangpun
didunia ini yang sempurna.
Judge mu, hanya sebuah ekspresi pembalasan dari rasa benci
dihatimu. Tapi terkadang hal itu dilakukan tanpa sadar. Andai saja yang aku
judge benar-benar bersalah? Kau tak menyakitinya. Tapi! Bagaimana jika judge mu benar-benar judge kejam? Apakah kau tak ingin
menertawakan dirimu sendiri yang sok tau itu? Yang sok bertindak seakan engaku
paling tertinggi, benar, dan bisa mempengaruhi orang lain?
Lebih baik gunakan bakatmu itu,
untuk menulis artikel ataukah kisah-kisah roman. Daripada susunan kata-katamu
membuat kesalahpahaman. Tidak sadarkah kau, seseorang bisa menJudgemu lebih parah?
Lebih baik pembuktian, jangan
pengaruhi orang lain dengan kritikan pedas yang kau ekspose melalui media yang
bisa dibaca semua orang.