• Home
  • Posts RSS
  • Comments RSS
  • Edit
  • Kamis, 03 Januari 2013

    Desember penuh hujan :)

    Desember yang penuh hujan, langit yang begitu mendung, hitam, dan suara rintik hujan yang saling bersautan membentuk melodi dengan intonasi yang semakin tinggi dan sungguh terapi yang menentramkan jiwa.

    Sebelum hujan turun, ketika hujan turun, dan setelah hujan turun pasti ada cerita. Cerita dengan skenario yang berbeda-beda. Kebahagiaan, keceriaan, senyum yang melebar karna hujan. Atau bahkan terikan, jeritan, barang-barang yang saling berhantaman dan pecah, atau bahkan tangisan yang menyayat hati.

    Hujan menyimpan sejuta rahasia. Hujan adalah kawan bagi mereka yang kesepian. Hujan meredam rasa rindu. Dan hujan meleburkan air mata. Hujan membungkam mulut yang lelah berkata dan merenungkan jiwa. Hujan membuat kita merasa dekat sangaaat dekat.. dengan dia yang dirindukan. Hujan begitu bermakna, bermakna karena berjuta atau bermilyaran memori didalamnya. Kenangan suka duka, tawa tangis, canda luka, dan semua itu tersimpan rapi diantara iringan percikan hujan.

    Seringkali, kupercayakan senyumku, tawaku, tangisku, air mataku, rinduku, dan cintaku pada hujan. Hatiku terasa tak kesepian ketika rintik hujan mulai turun, rasanya malaikat-malaikat pun turun dari langit, duduk disisiku disampingku.. menemaniku menatap indahnya hujan dengan desiran angin yang begitu sejuk memanjakan relungku ini. Ketika bahagia udara terasa segar dan nyaman diparu-paruku, tapi terkadang udara yang kuhirup terasa sesak didada, begitu sulit dan sakit.

    Namun, hujan menjadi temanku berbagi cerita dan keluh kesah dalam hatiku. Mungkin kuanggap hujan adalah psikolog pribadiku. Psikolog yang siap mendengarkan saja, tanpa komentar yang berarti dan tanpa kritikan yang menyakitkan hati. 

    Entahlah, dimataku ketika aku bahagia pun langit tetap terlihat indah meskipun mendung. Suaranya pun seperti ritmik yang siap mengajakku menari dan melantunkan senandung. Tapi dimataku juga langit mendung terlihat sangat mendung hitam dan mencekam ketika dalam hatiku berkecamuk amarah, benci, dendam, atau luka.. Suaranyapun terdengar menyakitkan dan memekikan telinga beserta iringan petir yang menggelegar.

    Pernah dulu sesekali karena merindukan hujan, begitu rintik dan bressss hujan turun deras. Aku berlari ketengah, memutar badanku seorang diri, menghadapkan wajahku tepat dihadapan langit mendung, memejamkan mata, menghirup hawanya kuat-kuat, dan tersenyum.. Mungkin itulah salah satu caraku menikmati hujan.. 

    Taukah? Bagiku hujan adalah anugerah. Bagiku hujan adalah sahabatku, sahabat untuk berbagi kebahagiaan..

    Terimakasih Hujan.. salam hangat untuk hujan. Sampai kapanpun kau selalu kurindukan..