Secret Admirer..
Aku hanyalah seorang diri.
Seorang diri menikmati duniaku yang penuh kamu! Kamu yang disana, yang kukagumi
karna memiliki senyum yang manis, kamu yang jauh disana yang memiliki aura
wajah yang bersinar seperti bintang diantara gelapnya langit malam, kamu yang
berkelut dengan duniamu, dan kamu yang sama sekali tidak mengenalku.. Begitu menyedihkan, bukan?
Meski tak terjangkau, meski tak
dapat kusentuh, meski hanya ku pandang dari kejauhan. Tapi terasa
membahagiakan. Hal-hal mendetail yang kuketahui, karena kamu objek utama yang
menjadikanku detektif amatiran. Hal sepele, hal yang tak penting, hal yang
terlupakan, semua itu tersimpan rapi dalam catatan memoriku tentang kamu..
Rasanya tidak pernah sedetikpun
aku melupakanmu, aku selalu berfikir bagaimana caranya memberitahukanmu atau
setidaknya membiarkanmu tau perasaanku. Aku.. aku hanya tertekan diantara rasa
bahagia setiap aku menemukanmu dalam tiap pencarianku disudut sekolah.
Tahukah kamu? Jantungku berasa
berdetak lebih cepat dari batas normalnya! Ketika kulihat kamu, bahkan dalam
jarak pandang puluhan meter disana. Mataku terpaku, tak kuijinkan berkedip.
Ujung bibirku tertarik, dan entahlah semakin kamu mendekat, semakin pipiku
panas. Tangan ini terasa sangat dingin serasa habis direndam di tumpukan balok
es. Putih pucat. Kakiku tidak bisa kukendalikan, sepertinya efek detak
jantungku telah menyalur lewat aliran darah dan mempengaruhi otot-otot kakiku!
Gemetar hebat!
Entahlah.. Setiap kau tertangkap
oleh sudut mata ini. Semua yang ada padaku, telah berada dibawah kendalimu.
Tapi.. sayangnya kamu tidak menyadari. Betapa besar pengaruh dirimu, bagiku.
Hey look at me! Your secret admirer!
Dan sungguh, aku..
Aku hanya takut, setelah
mengungkapkannya kamu menganggapku tak tau malu, tak tau diri, tak punya harga
diri, dan sungguh hal yang paling kutakutkan adalah kamu menolakku. Bahkan
menolak pernyataanku yang sesungguhnya tak perlu balasan.
Aku.. aku bisa terima jika
perasaan ini tak terbalaskan. Aku hanya ingin rasa lega menghampiriku jika (setidaknya)
kamu mengerti dan menghargai perjuanganku.
Bukankah menyukai orang lain
adalah hak asasi. Maka, bisakah kamu menjadi seseorang yang menghargai perasaan
orang lain, meskipun kamu tak menyukainya bahkan tak mengenalnya?
Rasanya, ketika kamu lewat
dihadapanku. Aku ingin berdiri didepanmu. Menyatakannya, lalu berlalu begitu
saja. Seperti yang terjadi di film-film roman. Tapi! Hey, ini realita. Aku
tidak punya cukup keberanian. Lalu, bagaimana ini? Apa aku hanya bisa
memendamnya, menyukaimu diam-diam, dan menunggu takdir mendekatkan kita.
Aku ingin.. Ingin kebetulan yang
direncanakan. Hingga akhirnya, jarak pandang ini bisa satu meter dihadapanku.
Dan membalas senyumanku dengan aura wajah dan senyum manismu.
Aku hanya bisa mempercayai
takdir. Bodohnya, payahnya aku yang tak punya cukup keberanian untuk menyatakan
perasaan ini.
Your
Secret Admirer
Writter Alifa :p
Inspirator Rizka AD dan Muhammad
Ridwan , semoga lekas didekatkan oleh takdir ya :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar