• Home
  • Posts RSS
  • Comments RSS
  • Edit
  • Kamis, 04 Oktober 2012

    Secret Admirer

    Secret Admirer..
    Aku hanyalah seorang diri. Seorang diri menikmati duniaku yang penuh kamu! Kamu yang disana, yang kukagumi karna memiliki senyum yang manis, kamu yang jauh disana yang memiliki aura wajah yang bersinar seperti bintang diantara gelapnya langit malam, kamu yang berkelut dengan duniamu, dan kamu yang sama sekali tidak mengenalku..  Begitu menyedihkan, bukan?
    Meski tak terjangkau, meski tak dapat kusentuh, meski hanya ku pandang dari kejauhan. Tapi terasa membahagiakan. Hal-hal mendetail yang kuketahui, karena kamu objek utama yang menjadikanku detektif amatiran. Hal sepele, hal yang tak penting, hal yang terlupakan, semua itu tersimpan rapi dalam catatan memoriku tentang kamu..
    Rasanya tidak pernah sedetikpun aku melupakanmu, aku selalu berfikir bagaimana caranya memberitahukanmu atau setidaknya membiarkanmu tau perasaanku. Aku.. aku hanya tertekan diantara rasa bahagia setiap aku menemukanmu dalam tiap pencarianku disudut sekolah.
    Tahukah kamu? Jantungku berasa berdetak lebih cepat dari batas normalnya! Ketika kulihat kamu, bahkan dalam jarak pandang puluhan meter disana. Mataku terpaku, tak kuijinkan berkedip. Ujung bibirku tertarik, dan entahlah semakin kamu mendekat, semakin pipiku panas. Tangan ini terasa sangat dingin serasa habis direndam di tumpukan balok es. Putih pucat. Kakiku tidak bisa kukendalikan, sepertinya efek detak jantungku telah menyalur lewat aliran darah dan mempengaruhi otot-otot kakiku! Gemetar hebat!
    Entahlah.. Setiap kau tertangkap oleh sudut mata ini. Semua yang ada padaku, telah berada dibawah kendalimu. Tapi.. sayangnya kamu tidak menyadari. Betapa besar pengaruh dirimu, bagiku. Hey look at me! Your secret admirer!
    Dan sungguh, aku..
    Aku hanya takut, setelah mengungkapkannya kamu menganggapku tak tau malu, tak tau diri, tak punya harga diri, dan sungguh hal yang paling kutakutkan adalah kamu menolakku. Bahkan menolak pernyataanku yang sesungguhnya tak perlu balasan.
    Aku.. aku bisa terima jika perasaan ini tak terbalaskan. Aku hanya ingin rasa lega menghampiriku jika (setidaknya) kamu mengerti dan menghargai perjuanganku.
    Bukankah menyukai orang lain adalah hak asasi. Maka, bisakah kamu menjadi seseorang yang menghargai perasaan orang lain, meskipun kamu tak menyukainya bahkan tak mengenalnya?
    Rasanya, ketika kamu lewat dihadapanku. Aku ingin berdiri didepanmu. Menyatakannya, lalu berlalu begitu saja. Seperti yang terjadi di film-film roman. Tapi! Hey, ini realita. Aku tidak punya cukup keberanian. Lalu, bagaimana ini? Apa aku hanya bisa memendamnya, menyukaimu diam-diam, dan menunggu takdir mendekatkan kita.
    Aku ingin.. Ingin kebetulan yang direncanakan. Hingga akhirnya, jarak pandang ini bisa satu meter dihadapanku. Dan membalas senyumanku dengan aura wajah dan senyum  manismu.
    Aku hanya bisa mempercayai takdir. Bodohnya, payahnya aku yang tak punya cukup keberanian untuk menyatakan perasaan ini.


                                                                                                                                   Your Secret Admirer

    Writter Alifa :p
    Inspirator Rizka AD dan Muhammad Ridwan , semoga lekas didekatkan oleh takdir ya :D

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar