Minggu, 20 Juli 2014
Rabu, 16 Juli 2014
Senin, 14 Juli 2014
Barakallah :)
Disetiap detik kita bernafas, disetiap langkah, dan disetiap ucapan yang dikeluarkan mulut alangkah lebih indah dan damai jika selalu ingat kepada Allah, Tuhan semesta alam.
MasyaAllah.. hujan yang diturunkan dibulan Ramadhan adalah berkah yang luar biasa. Hawa yang dingin amat mendukung kekhusyukan dalam beribadah namun terkadang juga menggoda untuk nina bobo dikasur empuk bersama selimut yang hangat..
Hari ini, aku ingin menulis meskipun aku sendiri bingung ingin membahas apa hehe yang penting pengen ngetik, gitu aja sih..
Adakalanya hati merasa resah entah apa yang dipikirkan atau apa yang terjadi, namun ketika ingat bahwa Allah berada disisi kita setiap waktu, tiba-tiba rasanya syaraf-syaraf disekitar mata langsung merespon dengan lecitan dari hati yang membuat mata kita berkunang-kunang dengan lapisan tipis berupa air mata.
Bagaimana sebuah sujud bisa membuat kita betah berlama-lama. Bagaimana dengan selalu percaya bahwa Allah selalu ada bersama kita membuat hati merasa nyaman dan tenang.
Manusia memang mengalami proses didalam kehidupannya. Aku pun pernah gagal, pernah kecewa, pernah salah, pernah jatuh, dan pernah merasa tidak termaafkan. namun, ketika aku melihat dan mendengar tentang ajaran Islam, aku merasa amat beruntung menjadi seorang muslimah. Aku bisa mengadu kepada Allah, Yang Maha Pemaaf, Maha dari Segala Maha. Yang selalu membukakan pintu maafnya untuk kita, manusia yang tak pernah luput dari dosa ini.
Ingatlah, untukku. Meski terkadang merasa lelah ingatlah bahwa Allah selalu ada untuk kita ketika bahagia dan bersedih. Karena Allah amat menyayangi dan mencintai umatNYA.
Alhamdulillah.. i'm a muslimah and i proud :)
MasyaAllah.. hujan yang diturunkan dibulan Ramadhan adalah berkah yang luar biasa. Hawa yang dingin amat mendukung kekhusyukan dalam beribadah namun terkadang juga menggoda untuk nina bobo dikasur empuk bersama selimut yang hangat..
Hari ini, aku ingin menulis meskipun aku sendiri bingung ingin membahas apa hehe yang penting pengen ngetik, gitu aja sih..
Adakalanya hati merasa resah entah apa yang dipikirkan atau apa yang terjadi, namun ketika ingat bahwa Allah berada disisi kita setiap waktu, tiba-tiba rasanya syaraf-syaraf disekitar mata langsung merespon dengan lecitan dari hati yang membuat mata kita berkunang-kunang dengan lapisan tipis berupa air mata.
Bagaimana sebuah sujud bisa membuat kita betah berlama-lama. Bagaimana dengan selalu percaya bahwa Allah selalu ada bersama kita membuat hati merasa nyaman dan tenang.
Manusia memang mengalami proses didalam kehidupannya. Aku pun pernah gagal, pernah kecewa, pernah salah, pernah jatuh, dan pernah merasa tidak termaafkan. namun, ketika aku melihat dan mendengar tentang ajaran Islam, aku merasa amat beruntung menjadi seorang muslimah. Aku bisa mengadu kepada Allah, Yang Maha Pemaaf, Maha dari Segala Maha. Yang selalu membukakan pintu maafnya untuk kita, manusia yang tak pernah luput dari dosa ini.
Ingatlah, untukku. Meski terkadang merasa lelah ingatlah bahwa Allah selalu ada untuk kita ketika bahagia dan bersedih. Karena Allah amat menyayangi dan mencintai umatNYA.
Alhamdulillah.. i'm a muslimah and i proud :)
Jumat, 04 Juli 2014
Takdir #jinggasenja
Photo by Riesa Sativa Ilma |
Menuangkan
sebungkus carrebian nut dengan cover biru tua itu kedalam cangkir bening
berwarna putih. Kutengok, rupanya air dalam panci belum juga menimbulkan
ledakan-ledakan kecil, kusebut namanya mendidih.
Kutunggu,
kulihat jarum jam bergerak tik tik tik.. kudengar bunyi “rengsengan” dari
panci, sudah mendidih rupanya. Kutuangkan air itu kedalam cangkir dan berharap
cemas agar benda bening itu tak retak ketika harus bersentuhan dengan suhu yang
termuat didalamnya.
Benda panjang
dengan lengkungan cembung itu, kuambil satu dan aku sungguh membutuhkannya
untuk membuat secangkir kopi yang enak. Merata sudah, siap untuk menemani
pencinta candik ayu di ufuk barat.
Seduhan
pertama kurasa lidah itu sedikit menolak, rupa rupanya pencinta candik ayu
meinta gula. Manis, supaya semanis wajahnya, begitu sanggahnya. Satu takaran
dan pola itu tercipta, adukan perlahan di kopi carrebian nut.
Seduhan kedua
hati pemilik mengatakan, nikmat. Sudah puas. Tiba saatnya kedua mata melihat
keelokan langit sore. Sebuah fenomena yang rupa-rupanya selalu mencetak senyum
yang nyata, ketara, jelas, sama sekali tak abstrak, tak tipis. Hal yang membuat
pipi itu semakin membulat bak bakpao ayam yang panas. Tidak merah, tidak ada
semburat, karena lagi-lagi ucapnya ‘aku manis, kulitku kuning langsat, bukan
putih seperti gadis cina’.
Angin semilir,
menyentuh lembut kedua pipi itu, lalu kedua tangan pemilik jemari-jemari itu
bertautan, mencengkeram cangkir bening, berharap mendapat sisa-sisa kehangatan
dilapisan luarnya. Masih ada, masih ia dapati.
Semburat
jingga, oranye, sedikit biru muda, dan sepertinya ungu juga terlukis dilangit
itu. Menatap, tersenyum, dan sedikit bersenandung. ‘suaraku tak begitu indah,
kurasa hanya takdirku yang akan memujiku’ begitu optimisnya.
Waktu tak mau
berlama-lama. Waktu ingin mengajarkan apa itu arti menunggu. Besok, harapnya.
Semoga senja masih ingin ia tunggu. Dengan secangkir kopi, dengan senandung
sederhana, tak lupa dengan angin yang menyejukan.
Pecinta senja,
takdir yang ia tunggu. Kelak kan duduk disampingnya. Mungkin ketika ahad
menghalalkan, jemari tak lagi bertautan mencari kehangatan di cangkir bening.
Namun, berharap besar dengan detakan-gertakan-debaran-jantung, bahasa hati
ketika memikirkannya, jemari tangan akan bertautan dengan jemari tangan yang
lebih kekar, memiliki otot yang lebih kuat dan hangat. Seorang takdir, seorang
pemilik tulang rusuk, seorang pria sholeh, dan seorang imam sebuah keluarga.
Bukan harapan
palsu.
Bukan sebuah
impian bias.
Bukan sebuah
keinginan semata.
Tetapi sebuah
takdir, yang pasti, yang dijanjikan oleh Sang Pencipta.
Berjuanglah
dijalan PenciptaMu, takdirku. Perbanyaklah doamu, untukmu, untukku, dan untuk
kita. Yang tak saling tahu nama, yang tak saling tahu wajah, yang tak saling
tahu fisik, tapi kurasa akan saling tahu seberapa besar akhalq kita, karena
kita adalah cerminan.
Bak senja dan
jingga. Dua kata yang terhubung kata hubung ‘dan’.
Bersabarlah,
untuk hari itu. Kamu tau, aku tau. Takkan ada yang sanggup mengingkarinya.
Karena jingga teruntuk senja. :)
KERINGAT
Barangkala teguran yang ini belum memaksa dia sadar. Segala yang mepet dan minim akan menguras peluh yang lebih kejam.
Kenapa harus di menit-menit terakhir?
Ini bukan kejutan bukan?
Bukan, ini tenaga yang harus lebih besar diperas. Kekuatan otot yang harus lebih lentur bekerja. Otak yang harus serasi dengan detik jarum jam tangan di dekat nadi sebelah kiri itu. Telapak tangan kanan dan jemari yang harus harmoni dalam mengatur gas dan hambatan-hambatan didepannya. jangan-sampai-senggol-bruk-
Rupa-rupanya kedua kaki memang harus extra keras berlari tanpa harus ada adegan -kepeleset- ditangga-depan-mading-yang-isinya-mahasiswa-mahasiwa-yang-habis-uas.
Rupa-rupanya panitia ujian ruangan 204 itu telah-turun-ke-ruang-pengajaran.
Rupa-rupanya aku -kudu-kuat-lari-sampai-ruang-pengajaran-demi-misi-sebuah-nilai-dengan-cover-merah-membara-itu.
Rupa-rupanya-rasa-malasku-telah-membuatku-bekerja-duakalilipatlebihbnaykdraishresnyabegitulahtanggungjawabnya.
Hari ini, hari yang harus diresapi hati, dipikirkan otak lagi, dilakoni lagi oleh sang pemilik rasa malah yang membelenggu itu.
JANGAN BERHARAP RENTAL PRINT BISA SELALU BUKA ON TIME! :"(
Kenapa harus di menit-menit terakhir?
Ini bukan kejutan bukan?
Bukan, ini tenaga yang harus lebih besar diperas. Kekuatan otot yang harus lebih lentur bekerja. Otak yang harus serasi dengan detik jarum jam tangan di dekat nadi sebelah kiri itu. Telapak tangan kanan dan jemari yang harus harmoni dalam mengatur gas dan hambatan-hambatan didepannya. jangan-sampai-senggol-bruk-
Rupa-rupanya kedua kaki memang harus extra keras berlari tanpa harus ada adegan -kepeleset- ditangga-depan-mading-yang-isinya-mahasiswa-mahasiwa-yang-habis-uas.
Rupa-rupanya panitia ujian ruangan 204 itu telah-turun-ke-ruang-pengajaran.
Rupa-rupanya aku -kudu-kuat-lari-sampai-ruang-pengajaran-demi-misi-sebuah-nilai-dengan-cover-merah-membara-itu.
Rupa-rupanya-rasa-malasku-telah-membuatku-bekerja-duakalilipatlebihbnaykdraishresnyabegitulahtanggungjawabnya.
Hari ini, hari yang harus diresapi hati, dipikirkan otak lagi, dilakoni lagi oleh sang pemilik rasa malah yang membelenggu itu.
JANGAN BERHARAP RENTAL PRINT BISA SELALU BUKA ON TIME! :"(
Senin, 30 Juni 2014
Hujan
Hujan.. hujan di bulan mei.
Kebahagiaan yang menyentuh dingin
kulitku tapi merayu manis didalam hatiku. Lagi-lagi hujan membuat seulas senyum
ini lagi. Lagi-lagi hujan memutar siluet ingatan diantara derai rintiknya. Aku
masih menganggap cipratan air hujan adalah fenomena yang berdampak besar bagi
sepasang mataku, hanya begitu, hanya tarian nakal disana sini kesana kemari,
tapi ntah mataku tak jemu meilhatnya.. iringan musik dari hujan, dengan tarian
dari cipratan air, dan akulah penonton setianya, fanatik? Mungkin saja..
Kini doa tak lagi sama, kini cara
pandang yang berbeda, kini tak ada lagi dia yang dulu berbayang disampingku
menikmati bersama dengan secangkir kopi carrebiannut. Kini doaku untuknya,
untuk dia yang tak ku ketahui namanya, untuk dia yang tak tahu bagaimana
fisiknya, untuk dia yang tak tau sedang apa, untuk dia yang entah sedang
menikmati hujan, untuk dia yang kelak akan datang padaku.. jodoh yang Allah
siapkan untukku..
Sedang apa dia? Sedihkah?
Bahagiakah? Tertawakah? Atau hanya tersenyum?
Apa dia sudah sholat? Apa dia
sedang mengerjakan tugas yang menumpuk? Apa dia sedang kuliah? Atau malah dia
sedang bekerja?
Ya Allah hatiku nyut-nyutan tak
karuan, rasanya berdebar.. memimikirkan dia yang Engkau siapkan untukku.. rasanya
lucu dan membuatku tersenyum padalahal aku tak tahu siapa dia, bagaimana latar
belakangnya, bahkan tak ada bayangan wajahnya.. tapi aku merindukannya.. Jagalah
dia dari kedinginan dan kepanasan.. tumbuhkan kesabaran yang tiada batas
didalam hatiku Ya Allah..
Langganan:
Postingan (Atom)